Perum Jasa Tirta I telah memulai kegiatan flushing waduk Wlingi dan Lodoyo sejak hari Minggu, 5 Maret 2023. Flushing atau yang lebih dikenal oleh masyarakat setempat dengan Pladu ini, rencananya akan berlangsung selama seminggu hingga tanggal 11 Maret 2023, sabtu depan. Sebagai upaya pengamanan dan penertiban selama kegiatan flushing, Jasa Tirta I menghimbau kepada masyarakat setempat untuk tidak berkerumun di sepanjang aliran sungai di sekitar Waduk Wlingi dan Lodoyo. Mengingat biasanya banyak warga setempat yang memanfaatkan momentum pladu ini untuk mencari ikan.
Flushing ini sendiri merupakan upaya pemeliharaan waduk dengan cara mengosongkan tampungan serta menggelontorkan sedimen untuk mengembalikan volume efektif waduk. Akibat dari adanya sedimentasi, volume tampungan waduk kian hari semakin berkurang. Hal ini dapat menurunkan kemampuan waduk sebagai pengendali banjir sekaligus penyimpan cadangan air selama musim kemarau. Untuk itu, Jasa Tirta I secara rutin melakukan upaya pengurangan sedimen waduk, baik melalui pengerukan atau dredging maupun penggelontoran atau flushing.
Selain itu, flushing juga bermanfaat untuk menutup degradasi (penurunan) dasar Sungai Brantas di hilir waduk. Karena sedimen yang keluar nantinya akan mengendap dan mengisi cekungan yang berada di dasar sungai. Hal ini akan memperkuat kestabilan bangunan yang ada di sepanjang aliran Brantas, seperti tanggul dan jembatan. Kesempatan saat pengosongan waduk juga dapat dimanfaatkan untuk membersihkan sampah di depan intake irigasi dan PLTA, sehingga nantinya dapat mengoptimalkan suplai air.
Dengan besarnya manfaat tersebut, PJT I telah mengagendakan flushing waduk ini menjadi kegiatan pemeliharaan rutin tahunan. Plt Direktur Utama sekaligus Direktur Operasional PJT I Bapak Milfan Rantawi menyampaikan bahwa kegiatan flushing yang dilaksanakan telah memperhatikan berbagai aspek baik lingkungan maupun keamanan bendungan. Milfan menjelaskan bahwa timnya telah mempertimbangkan tren inflow waduk dengan memperhitungkan faktor cuaca dan curah hujan. “Untuk menentukan waktu pelaksanaan flushing, kami selalu mempertimbangkan kondisi cuaca dan cadangan ketersediaan air di sistem Sungai Brantas. Ini untuk mengantisipasi kurangnya debit inflow untuk pengisian waduk pasca flushing,” terang Milfan. “Jangan sampai waduk tidak bisa kembali terisi sesuai Pola yang ditetapkan, sehingga akan mengakibatkan stop operasi PLTA maupun irigasi”.
Disampaikan juga dalam wawancara terpisah oleh beliau bahwa Jasa Tirta I juga memantau kondisi kualitas air sungai, baik sebelum maupun pada saat pelaksanaan flushing. “Kondisi kualitas air setelah pelaksanaan flushing umumnya akan membaik jika dibandingkan dengan sebelumnya. Hal ini karena pada saat penggelontoran, sedimen dan nutrien yang mengendap di dasar waduk dan sungai akan kembali mengalir dan secara alami memecah konsentrasi kandungan yang berlebih, sehingga sungai kembali mampu mempurifikasi dirinya,” jelas Milfan.
Dari sisi keamanan infratruktur, beliau juga menjelaskan bahwa berdasarkan hasil pengamatan visual, Bendungan Wlingi secara umum berada dalam kondisi baik. Adapun untuk memastikan pengaruh flushing terhadap kondisi bendungan, timnya akan melakukan pemantauan instrumentasi secara rutin selama pelaksanaan kegiatan flushing dilaksanakan. “Kami harus memastikan bahwa tidak terjadi perubahan signifikan terhadap instrumentasi yang diukur. Bendungan harus aman dilihat dari standar keberterimaan atas tekanan air pori, rembesan, muka air tanah maupun dari segi deformasinya,” ungkap Milfan.
Di akhir wawancara, Milfan menyampaikan bahwa hasil dari kegiatan ini diharapkan dapat mengoptimalkan suplai air irigasi Lodagung dan Tulungagung Timur seluas 13.000 ha serta operasi PLTA Wlingi dan Lodoyo dengan kapasitas pembangkitan total sebesar 58,7 MW. “Tujuan utama flushing adalah untuk mengembalikan volume efektif Waduk Wlingi serta long storage Bendung Lodoyo, sehingga fungsi kedua infrastruktur SDA ini dapat kembali optimal”. Berdasarkan hasil echosounding pada saat flushing tahun 2022 diketahui efektivitas sedimen yang tergelontor pada Waduk Wlingi sebesar 603 ribu meter kubik, sedangkan pada tampungan Lodoyo sebesar 561 ribu meter kubik. Hal ini berhasil menambah sekitar 27 % kapasitas tampungan efektif Waduk Wlingi dan 18 % untuk Lodoyo. “Sesuai amanah yang ditugaskan kepada kami, flushing waduk merupakan upaya Jasa Tirta I dalam melakukan pemeliharaan aset serah kelola milik negara,” tutup Milfan di akhir wawancara.
—————————–
Sub Divisi Humas dan Informasi Publik.
Add a Comment